Gereja menderita Fibrodysplasia Ossificans Progressiva?
- R.
- Sep 11, 2020
- 3 min read
Updated: Oct 2, 2020
Ada banyak komunitas dan karya pelayanan di Gereja. Masing-masing bersinergi saling melengkapi melalui karisma yang berbeda, atau semua mau mengerjakan semuanya sehingga menggantikan Gereja?

Refleksi singkat ini berangkat dari pengalaman di sebuah keuskupan, dan mungkin kurang relevan bagi pengalaman di tempat lain.
Kamu bagian mana?
Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya. (1 Kor 12:27)
Hari Sabtu lalu beberapa sahabat dan saya sendiri lagi duduk di rumah nonton TV sambil ngobrol, dan di MetroTV ada ulasan tentang FOP disease – Fibriodysplasia Ossificans Progressiva. FOP ini adalah penyakit langka connective tissue di tubuh kita. Terjadinya mutasi pada mekanisme perbaikan tubuh kita menyebabkan fibous tissue (termasuk otot dan urat) rusak dan menjadi keras. Dalam banyak kasus, persendian tubuh kitapun bisa seakan “membeku” dan jadi keras dan kaku. Bahasa awamnya yang paling mudah: otot berubah jadi tulang.
Menakutkan ya. Bayangkan otot-otot tubuh kita berubah jadi tulang! Dan yang lebih parah lagi ialah: pertumbuhan “tulang” ini tidak bisa disingkirkan lewat operasi karena tubuh akan memberikan reaksi perbaikan terhadap bagian yang dioperasi itu dengan cara menambah tulang lagi di bagian itu (oh no!) Referensi yang paling sering digunakan untuk kasus ini adalah Harry Eastlack (1933-1973). Harry mulai mengalami kasus ini waktu ia berusia 10 tahun, dan pada saat ia meninggal dunia tahun 1973, yaitu 6 hari sebelum ia berulang tahun ke-40, hampir seluruh tubuhnya sudah mengeras seperti tulang, dan ia cuma bisa menggerakkan bibirnya saja.
Sebagai Gereja, kita semua adalah Tubuh Kristus. Masing-masing dari kita memiliki panggilan dan fungsi yang berbeda-beda. St.Paulus dalam suratnya ke umat di Korintus mengatakan bahwa kalau tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Dan kalau tubuh semuanya adalah telinga, di manakah penciuman? (1 Kor 12:17) Lalu Paulus melanjutkan “…Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya” (1 Kor 12:18).
Masing-masing dari kita punya keunikan di Tubuh Kristus. Ada yang dipanggil menjadi mata, ada yang dipanggil menjadi mulut, dan ada juga yang dipanggil menjadi kaki. Paulus bilang ada yang dipanggil sebagai rasul, ada yang dipanggil menjadi nabi, ada yang dipanggil untuk mengajar. Fungsi dari setiap panggilan inipun berbeda-beda. Ada yang disertai karunia mengadakan mujizat, ada yang menyembuhkan, ada juga yang memimpin (bdk. 1 Kor 12:28).
Dalam pelayanan, seringkali kita menemukan orang-orang yang ingin menjadi seperti Romo Romeo, atau jadi seperti Pewarta Petrus, atau Hamba Tuhan Hambali, dan sebagainya dan sebagainya. Boleh-boleh saja kita mendapatkan banyak inspirasi Roh Kudus dari mereka, tapi kita masing-masing punya panggilan sendiri-sendiri dan karisma Roh Kudus yang berbeda, sehingga masing-masing kita sungguh unik. Begitu juga setiap komunitas dan kelompok pelayanan itu berbeda, dengan misi dan karisma yang berbeda juga. Kadang ada komunitas yang bila ditanya apa misi dan karismanya yang unik, jawabannya dari A sampai Z - dengan kata lain semua karya yang ada di Gereja juga ada di dalam komunitasnya. Lalu apabila perwakilan komunitas ini diminta untuk bercerita tentang komunitasnya, ia bercerita seakan seluruh Gereja harus ikut komunitasnya karena komunitasnya ini yang paling hebat. Padahal, Paulus sudah mengingatkan kita bahwa setiap kita adalah anggota yang berbeda dari Tubuh Kristus. Artinya ada yang dipanggil jadi tangan, ada yang jadi kaki, ada yang jadi mata, dan sebagainya. Tidak mungkin tangan dan kaki dan mata dan mulut dan telinga semua menjadi satu. Setiap pribadi dan setiap komunitas di dalam Gereja pasti memiliki fungsi atau misi yang unik. Kalau tangan mau jadi kaki juga, atau telinga menjadi mata juga, atau otot menjadi tulang juga, ini namanya penyakit Fibriodysplasia Ossificans Progressiva - dan akhirnya menghalangi rencana Tuhan yang indah buat hidup kita sendiri.
Panggilan yang unik
Kita masing-masing dipanggil Tuhan untuk mengenali panggilanNya dalam hidup kita. Kita juga masing-masing dipanggil untuk mengenali karunia-karunia Roh Kudus yang Tuhan berikan dalam hidup kita - sebagai pribadi ataupun komunitas. Panggilan dan karunia-karunia ini pasti unik dan sejalan, karena karunia diberikan untuk memperlengkapi kita menjalani panggilan yang sudah Tuhan berikan.
Hanya di dalam kehendak dan rencanaNya inilah kita akan menjalani hidup yang paling penuh sukacita, dan paling memuliakan Tuhan. Hanya di dalam mengikuti panggilanNya inilah kita akan mengalami hidup yang paling berbuah limpah, baik dalam kehidupan pribadi di keluarga dan komunitas kita masing-masing, ataupun berbuah limpah bagi Kerajaan Allah di kebun anggur kita masing-masing. Hanya di dalam pemenuhan kerinduan Hati Allah sendiri inilah, kita akan mengalami pemenuhan hati dan hidup kita masing-masing. Waktu kita masing-masing menanggapi panggilan Tuhan, dan sungguh masuk dalam rencanaNya yang indah, kita akan menjadi alat yang luar biasa berdaya di tangan Tuhan.




Comments