Akui Identitasmu
- Indra
- Nov 24, 2020
- 2 min read
Pagi ini, saya membaca artikel tentang bagaimana Matthew McConaughey membesarkan anak-anaknya dalam kemapanan. Dia mengajari mereka untuk hidup mapan. Jangan merasa bersalah karena memiliki ayah yang sukses. Sebaliknya, akui saja. Hidupiidentitasmu!

Read in English here.
Saya ingat pernah mengalami tantangan yang sama ketika tumbuh dewasa, karena saya berasal dari keluarga yang mapan. Anak-anak lain sering mengatakan bahwa orang-orang seperti kami ini dimanja, karena kami mengendarai mobil yang bagus, ibu kami cukup peduli untuk selalu membawakan kami bekal makanan dari rumah, dan setiap liburan, orang tua kami selalu merencanakan liburan, tidak peduli ke tempat yang dekat ataupun jauh. Ucapan dan sikap anak-anak lain terhadap saya sudah cukup untuk mengubah keberkahan saya menjadi “kesialan”. Saya merasa bersalah karena saya berasal dari keluarga yang penuh kasih dan mapan. Tidak masuk akal kan?
Pengalaman itu membuat saya mempertanyakan iman saya sekarang: Dengan keadaan dunia saat ini, apakah saya malu menjadi seorang Katolik? Seberapa nyaman saya mengakui bahwa saya Katolik di depan umum? Apakah saya malu mengakui bahwa saya punya Tuhan yang bisa saya panggil Bapa, saya percaya pada Bunda Maria, dan juga memiliki Yesus sebagai Tuhan dan sahabat, yang sangat mencintai saya sampai mati untuk saya? Dapatkah saya dengan mudah mengakui dan menghidupi identitas saya sebagai seorang Katolik, sebagai sahabat Yesus, dan sebagai anak Allah? Ataukah saya membiarkan iman dan identitas Katolik saya dipelintir menjadi sesuatu yang “memalukan”?
Ya, saya sangat beruntung menjadi seorang Katolik karena bisa mengenal Tuhan sebagai Bapa. Ya, ajarannya sangat kaya sehingga membandingkan apa yang saya ketahui dengan kedalaman ajaran yang sesungguhnya, membuat saya merasa malu. Jadi, ya, ada banyak hal yang memang belum saya ketahui, karena saya bisa (dan mungkin harus) menghabiskan waktu seumur hidup untuk berusaha mengetahui, mencintai dan melayani Allah Bapa kita. Dan ya, saya adalah seorang kutu buku yang suka merenungkan Firman-Nya.
Semoga ini adalah awal (kembali) bagi saya, untuk menjadi sungguh setia.
Comentarios